>
gambar: http://www.indonesianestate.com |
Dibawah 3 tahun bahkan JAUH LEBIH MUDAH lagi dan JAUH LEBIH EFEKTIF. Dan dibawah 2 tahun merupakan usia yang PALING MUDAH menyerap dan PALING EFEKTIF untuk menyerap Informasi.
…Dr. Howard Gardner, peneliti dari Harvard, pencetus teori Multiple Intelligence mengajukan 8 jenis kecerdasan yang meliputi:
Cerdas Bahasa – cerdas dalam mengolah kata
Cerdas Gambar – memiliki imajinasi tinggi
Cerdas Musik – cerdas musik, peka terhadap suara dan irama
Cerdas Tubuh – trampil dalam mengolah tubuh dan gerak
Cerdas Matematika dan Logika – cerdas dalam sains dan berhitung
Cerdas Sosial – kemampuan tinggi dalam membaca pikiran dan perasaan orang lain
Cerdas Diri – menyadari kekuatan dan kelemahan diri
Cerdas Alam – peka terhadap alam sekitar
Cerdas Spiritual – menyadari makna eksistensi diri dalam hubungannya dengan pencipta alam semesta
sumber gambar: http://www.eycb.coe.int |
RINGKASAN : DASAR-DASAR CARA MENGAJAR YANG BAIK
1. Mulailah pada usia sedini mungkin
2. Bersikaplah ceria setiap waktu
3. Hargailah Anak Anda
4. Mengajarlah HANYA JIKA Anda dan anak sedang senang dan bergembira
5. Berhentilah sebelum anak Anda ingin berhenti
6. Tunjukkan bahan pelajarannya dengan cepat
7. Perkenalkan bahan pelajaran baru sesering mungkin
8. Lakukanlah program Anda dengan konsisten
9. Siapkan bahan pelajaran Anda dengan seksama jauh-jauh hari sebelumnya
10. Ingatlah selalu “Jika suasana hati Anda dan suasana hati anak Anda sedang tidak baik, berhentilah, Anda pasti melakukan sesuatu yang salah.”
A. Untuk bayi di bawah 1 tahun:
1) Selalu mengajak bayi mengobrol ketika mengganti popok. Bayi tidak bisa berbicara, tetapi bisa mendengar. Ini akan merangsang otak anak yang berkaitan dengan bahasa.
2) Bermain cilukba 5 kali sehari. Memfokuskan pandangan dan menantikan hal yang akan terjadi akan mengasah frontal association area. Dilakukan berkali-kali sampai anak bosan.
df: Contohnya, pakai panggung boneka kertas. Boneka dibuat dua sisi, sisi yang misterius (misalnya tangannya menutupi muka, atau dari belakang), dan sisi yang terbuka (depan).
3) Memakaikan baju berwarna-warni. Mengasah indra anak atas warna.
4) Sebisa mungkin menggendong anak di belakang. Mengasah sensasi kesejajaran, yang akan berguna dalam kemampuan fisik.
5) Kalau berbicara tidak dicadel-cadelkan. Jika terbiasa berbicara dengan bahasa bayi, ketika anak besar orang tua harus mengajarkan bahasa standar. Jadi, hindarilah kesia-siaan.
6) Berkali-kali menunjukkan cara menggunakan sumpit, pensil, krayon, dan sejenisnya dengan benar. Caranya, pangku anak dan pegangi tangannya dari belakang. Jangan berhadap-hadapan.
7) Selalu menanyakan, “Suka yang mana?” Mengasah kemampuan memutuskan.
8 Melatih anak untuk berhenti dengan kata “stop” yang diucapkan dengan tegas. Misalnya ketika menitah (melatih berjalan) anak.
9 Pelan-pelan ketika menggunakan mainan kerincing (rattle/garagara). Mainan kerincing bukan untuk digerakkan cepat-cepat, karena rentang konsentrasi bayi masih pendek. Dekatkan mainan kerincing ke arah bayi, lalu gerakkan pelan-pelan ke kanan dan ke kiri setelah mata bayi terfokus pada mainan itu.
10 Melatih bayi menggunakan sedotan saat berusia 1-2 bulan. Lakukan saat kemampuan menyedot bayi yang dimilikinya sejak lahir belum hilang. Hal ini akan mengasah gerakan lidah dan bibir, sehingga turut meningkatkan kualitas cara bernapas dan pelafalan.
11 Selalu berhadapan saat berbicara dengan anak. Supaya bayi melihat pengucapan dan ekspresi orang tua.
12 Mengenalkan bau-bauan kepada anak-anak. Segala jenis bau, jangan hanya yang harum.
13 Biarkan bayi mengoyak-ngoyak kertas. Kalau bisa menyobek-nyobek sampai kecil, untuk melatih jari-jari bayi. Bayi juga akan belajar tentang arah ketika menyobek-nyobek kertas.
14 Ajak bayi menonton televisi. Televisi adalah salah satu bahan ajar yang bisa dimanfaatkan. Orang tua bisa membimbing anak menirukan gerakan yang menarik. Namun, melakukan hal yang sama dalam jangka waktu lama akan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi otak, jadi istirahatlah 15 menit jika menonton televisi 1 jam.
Komentar Ken Mogi-sensei: yang jelek bukan “menonton televisi”, tetapi “membiarkan anak menonton televisi tanpa mengawasinya”.B. Untuk balita yang mulai berjalan:
1) Menghitung mundur dari 10 sampai 0 waktu memandikan anak. Mengasah kemampuan menghitung.
2) Menepati janji. Misalnya, ada tamu datang dan anak diminta menunggu 30 menit. Selewat 30 menit, orang tua harus menepati janji kembali bermain dengan anak.
3 Seragamkan seluruh jam di rumah menjadi jam analog. Tujuannya untuk melatih anak menghubungkan kejadian di sekitar (rutinitas) dengan waktu, misalnya dengan berbicara kepada anak:
“Lihat posisi jarumnya waktu makan kudapan sore.”
“Lihat posisi jarumnya waktu mandi.”
4 Minta anak melipat handuknya menjadi 3 lipatan, bukan 4. Untuk membiasakan anak dengan konsep mengukur secara kira-kira
Dengan cara ini, anak laki-laki Kayoko Kubota (yang menurut pengakuannya sendiri dijadikan kelinci percobaan): 1) mulai berjalan pada usia 7 bulan (biasanya sekitar usia 1 tahun); 2) menguasai 3.000 kosakata pada usia 1 tahun (biasanya 2-3 tahun); 3) bisa membaca huruf hiragana pada usia 2 tahun (biasanya 3-6 tahun); 4) berhasil memasuki Universitas Tokyo.
>terima kasih postingannya ya..salam kenal…kunjungi juga blog saya fakultas teknik unand
>hi..sama-sama..makasih juga sudah mampir..